13 Februari 2012

Aku Untuk Mereka




“Tak ada yang lebih indah dari menyambung silaturrahim bersama saudara-saudariku, yang ketika kita mengingat mereka, maka ingat pula kita pada Sang Pemilik Kehidupan. Selagi masih ada usia, aku ingin ikut mewarnai hidup mereka, walau hanya berupa pertemuan sesaat tuk mengucap salam, bertegur sapa, dan menyunggingkan senyum pada mereka. Karena kutahu, kini ku hanya sanggup mengenang canda tawa suka duka dan perjuangan kita dahulu.”



kata-kata itu spontan terucap. Mungkin memang itulah perasaan yang sanggup kumengerti kala kebahagiaan melandaku, ya
Masih tersisa dalam ingtan, masa-masa SMA yang pernah kujalani. Indah, begitu indah. Seindah skenario yang Ia buat. Mereka, teman berjiwa saudara. Tercipta tuk mewarnai kisah hidup bersama. Melalui merekalah, Allah ajariku banyak hal.
Ya, masih tersisa dalam ingatan, kala tawa canda menghiasi hari, seakan tak ada yang sanggup kuminta lagi, karena semua ini telah cukup bagiku. Kala hati yang teriris, terhibur oleh kepedulian mereka padaku, tak ada yang sanggup kuminta lagi, karena semua itupun telah cukup untuk aku merasa bahagia.

Masih, masih ada kebersamaan itu, tersimpan rapi dalam ingatan. Jiwa-jiwa itu, yang Kau satukan kami dalam luapan cinta kasihMu, tertata rapi dalam segmen-segmen hatiku. Semua ini telah cukup.

Rabb, ...
Renunganku, malam setelah ini semua terjadi.
Tak ada yang sanggup terucap lagi, Rabb.
Terima kasihku. Kau beriku kekuatan tuk memilih mereka, hingga bingkai kehidupan ini penuh warna. Kau beriku kekuatan tuk memilih jiwa-jiwa mereka, hingga jiwa kami ada adalah untuk mengingatMu. Terima kasih, Kau telah izinkanku merasakannya. Bersama mereka, saudara-saudara yang terpilih. Bersama mereka, masa-masa yang terpilih. Dan bersama mereka pula, qalbu-qalbu yang terpilih.

Kini,
Semua terbukti, apa yang dahulu terasa akan menjadi masa lalu pada akhirnya.
Sungguh, Rabb. Jika kusadar lebih dulu bahwa kebersamaan itu akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka kuingin lebih lama ada bersama mereka.
Himpun kami, Rabb, walau terpisah jarak, waktu dan perlu.
Satukan kami, Rabb, walau tawa tak serenyah dahulu, walau kesempatan tak seluang dahulu.
Kuminta itu, untuk menggenapkan kebahagiaanku. Kuharapkan itu, tuk menyempurnakan keindahan skenarioMu.

Malam ini, telah aku ikhlaskan apa yang bukan menjadi hakku.
Telah aku relakan apa yang seharusnya pergi. Dan telah aku izinkan apa yang semestinya berpisah.
Cukuplah karuniaNya,
Dengan nikmatnya suatu pertemuan antara dua insan karenaNya. Yang saling berbagi ilmuNya Yang selalu saling mengingatkan tentang Dia.

Dan...
Cukuplah do'a ke duanya,
yang dapat menyatukan mereka menuju JannahNya.
Allah cinta kita, sebagimana cinta kita karenaNya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes