7 Maret 2014

Dan ku tetap berjalan


Berjuta langkah telah terlalui, silih berganti mewarnai nuansa jiwa. Terkadang ku melangkah menjauhi zona nyaman yang ada. Tapi ku juga melangkah tuk mengisi kekosongan dalam jiwa. Dalam langkahku walau malam terkadang menutup pandangan, tapi ku tetap berjalan meraih cahaya.

Berjuta jarak telah tertempuh, silih berganti cerita yang tertulis dengan pasti. Perlahan mengendap dalam pikiran dan hati. Ada rasa akan kehilangan yang terberi, ada rasa akan sakit yang tak kuingini, tapi kucoba memeluk tubuh waktu tuk menguatkanku dan biarkan semuanya memudar.

Jalan yang dilalui tak selamanya berada di atas. Jalan yang dilalui tak selalu terang menerangi. Maka walau habis terang ku tetap melangkah. Walau habis terang ku tetap tersenyum. Tersenyum untuk mereka dan untukku. Mengangkat yang terjatuh, menguatkan yang meluruh, dan meraih hikmah yang tertempuh.

Dalam kuasaNya, hidup bukan hanya untuk saat ini, maka berjalanlah untuk mensyukuri. Dalam kuasaNya, kita tak kan pernah memiliki yang bukan untuk kita miliki, dan kita tak kan kehilangan jika memang itu kehendak dariNya untuk kita miliki dan jaga. Lalu biarkan semuanya seperti seharusnya. 

Dan ku tetap berjalan...

6 Maret 2014

Disini aku



Di sini ku berjalan sendiri. Terpisah jarak dan waktu, jauh dari di mana kaki ini berpijak dan melangkah sebelumnya, mencoba memahami dan menyelami semua waktu yang berlalu. Tertegun, terpaku akan semua waktu yang telah mengisi jiwaku. Tak pernah menyangka, waktu itu pernah mengangkatku terbang tinggi, tapi pernah juga menghempaskanku terjatuh.

Di sini ku menghela nafas. Merentangkan kedua tanganku menghirup udara untuk menyerap semua waktu untuk mengisi, meluaskan ruang jiwaku. Memejam mata, melihat memori yang sudah berlalu, mencoba mengambil hikmah dan menahannya untuk tidak meninggalkan pergi, karena ku ingin bersama hikmah. Bersamanya untuk tetap mendewasakan diri, untuk menjagaku dan memahami lebih jauh akan semua yang telah terjadi. Rasa sakit pernah terberi, tapi tak apa, karena ku tahu hidup tanpa rasa sakit, maka ku tak pernah memahami arti lebih jauh yang semakin merekatkan dan menguatkanku.

Di sini ku menulis. Mencoba menulis semua, mengungkapkan yang ada dalam jiwaku, hingga ku merasa tak perlu menulis lagi. Tapi ku tak bisa. Waktu akan terus berjalan. Waktu akan terus berputar menemani diriku dalam kuasaNya. Lalu ku menulis untuk mengikat semua apa adanya. Mengikatnya tuk menjadi bekal, agar ku tak terlupa atas semua yang terjadi, agar menjadi peta yang mengingatkan langkah yang sempat ku lalui, agar ku tahu bahwa dalam langkahku tak pernah sendiri.

Di sini ku melihat langkahku meluruh. Tersadar bahwa langkahku tak pernah sempurna, tak terlepas dari salah, maka maafkanlah aku. Dalam setiap langkah yang tertempuh, mencoba selalu terselip nafas yang satu, menyandingkanNya dalam setiap langkah. Bukan hanya sekejap, tapi dalam setiap nafas yang terhembus hingga nafas ini berhenti. Dalam setiap langkah, tersimpan sujud kebesaranNya dengan mencoba tetap terjaga dalam keteraturan yang berjalan untuk tak terlepas dalam ridhaNya.

Di sini ku beranjak mencoba meraih hikmahNya. Berjuta warna pelangi di dalam hatiku pernah menjadi satu, bahkan pernah seakan tanpa warna, atas rasa kehilangan, atas nikmat yang terberi, atas rasa sedih, atas senyum yang menghiburku, atas rasa sakit, atas keindahan yang terberi, atas duri yang menusukku, atas bunga yang merekah dan mewangi mengisi dalam setiap langkahku.

Di sini ku termenung. Demi meraih ridhaNya, ku tak ingin berhenti memahami, ku tak ingin berhenti meraih hikmah, bahkan ku tak ingin berhenti bersyukur atas semua yang terjadi. Karena ku tahu, di sana selalu ada kehadiranMu. Ku merengkuhMu.

Disini aku ...


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes