16 April 2011

Hiasi Dirimu dengan Malu


Semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmatimu, saudariku… Malu, demikianlah nama sebuah sifat yang sangat lekat ketika kita berbicara tentang wanita. Maka beruntunglah engkau saudariku ketika Allah menciptakanmu dengan sifat malu yang ada pada dirimu! Karena apa? Hal ini tidak lain karena malu adalah bagian dari iman.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena sangat pemalu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Biarkan dia karena rasa malu adalah bagian dari Iman.” (HR. Bukhari Muslim)
Hakikat rasa malu itu adalah sebuah akhlak yang memotivasi diri untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan membentengi diri dari kecerobohan dalam memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Seorang muslimah akan menjauhkan dirinya dari larangan Allah dan selalu menaati Allah disebabkan rasa malunya kepada Allah yang telah memberikan kebaikan padanya yang tidak terhitung.

Perintah yang Dibawa oleh Setiap Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara yang didapat manusia dari kalimat kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)
Yang dimaksud dengan “kalimat kenabian terdahulu” ialah bahwa rasa malu merupakan akhlaq yang terpuji dan dipandang baik, selalu diperintahkan oleh setiap nabi dan tidak pernah dihapuskan dari syari’at para nabi sejak dahulu.
Dalam hadits ini disebutkan, “Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” Kalimat ini mengandung 3 pengertian, yaitu:
  1. Berupa perintah: Jika perbuatan tersebut tidak mendatangkan rasa malu, maka lakukanlah. Karena perbuatan yang membuat rasa malu jika diketahui orang lain adalah perbuatan dosa.
  2. Berupa ancaman dan peringatan keras: Silahkan kamu melakukan apa yang kamu suka, karena azab sedang menanti orang yang tidak memiliki rasa malu. Berbuat sesuka hati, tidak peduli dengan orang lain.
  3. Berupa berita: Lakukan saja perbuatan buruk yang kamu tidak malu untuk melakukannya.
Malu? Siapa yang punya?
Sifat malu ada dua macam, yaitu:
1. Malu yang merupakan watak asli manusia
Sifat malu jenis ini telah menjadi fitrah dan watak asli dari seseorang. Allah menganugerahkan sifat malu seperti ini kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Memiliki sifat malu seperti ini adalah nikmat yang besar, karena sifat malu tidak akan memunculkan kecuali perbuatan yang baik bagi hamba-hamba-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu’anhu: “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari Muslim)
2. Malu yang diupayakan (dengan mempelajari syari’at)
Al-Qurthubi berkata, “Malu yang diupayakan inilah yang oleh Allah jadikan bagian dari keimanan. Malu jenis inilah yang dituntut, bukan malu karena watak atau tabiat. Jika seorang hamba dicabut rasa malunya, baik malu karena tabiat atau yang diupayakan, maka dia sudah tidak lagi memiliki pencegah yang dapat menyelamatkannya dari perbuatan jelek dan maksiat, sehingga jadilah dia setan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dalam wujud manusia.”

Hati-Hati terhadap Malu yang Tercela
Saudariku, ketahuilah bahwa ada malu yang disebut malu tercela, yaitu malu yang menjadikan pelakunya mengabaikan hak-hak Allah Ta’ala sehingga akhirnya dia beribadah kepada Allah dengan kebodohan. Di antara malu yang tercela adalah malu bertanya masalah agama, tidak menunaikan hak-hak secara sempurna, tidak memenuhi hak yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk hak kaum muslimin.
Nah, saudariku, kini engkau tahu! Meskipun malu adalah tabiat dasar seorang wanita, sifat ini tidak boleh menghalangimu untuk berbuat kebaikan. Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan sampai engkau menjadi wanita yang paling mulia di sisi Allah! Wallahu a’lam.
Penulis: Ummu Salamah Farosyah

15 April 2011

ganteng atau taqwa pilihannya?

       Irfan Bachdim, Justin Beiber, Keanu Reeves, Tom Cruise, Leonardo de Caprio, Dude Herlino, dan masih banyak deretan nama cowok lainnya. Kata banyak orang, mereka cakep, ganteng, tampan bin kasep. Kok kata orang? Karena apa yang menurut kata orang banyak, belum tentu saya sependapat dengan mereka. Suka-suka donk!

       Semua nama tersebut adalah deretan selebritis yang terkenal di bidangnya masing-masing. Dari semua nama tersebut, hanya Irfan Bachdim saja yang background-nya adalah sepak bola. Selebihnya adalah kalangan artis dan bintang sinetron/film. Tak heran, karena bidang ini (baca: entertainment) memang mengharuskan wajah cakep sebagai modal utama bila ingin terkenal.

Kalau yang tak punya wajah cakep, gimana donk? Kalau nekad pingin terkenal di dunia selebritis, tanpa modal cakep dan body seksi maka kamu harus punya kebalikannya. Apaan tuh? Sorry, gak tega bener sebetulnya mau bilang kalo kebalikan wajah cakep adalah wajah (maaf) ancur. Coba aja kamu perhatikan nama-nama semisal Mandra dan Tukul. Mereka selalu mentertawakan diri sendiri dengan banyolan yang intinya pengakuan bahwa wajah mereka sendiri jauh dari harapan (akhirnya bisa nemu padanan kata yg sopan untuk istilah wajah ancur hehehe).
Tapi ngemeng-ngemeng (baca: ngomong-ngomong), apakah wajah cakep atau ganteng itu segitu pentingnya sih buat manusia terutama remaja seusia kamu? Apakah tak ada faktor lain yang bisa dilihat dari seorang cowok selain tampilan fisiknya semata?

Ganteng, penting nggak sih?
        Bisa dipastikan hampir 100% dari kamu menjawab PENTING. Biar bagaimanapun, hal pertama yang bakal diperhatikan orang adalah wajah dan penampilan. So pasti, kamu bakal bangga kalo berdampingan dengan cowok cakep dibandingkan dengan cowok jelek. Diajak jalan-jalan oke, dikenalkan ke teman-teman bangga, diajak kondangan bisa nambah PD. Kayaknya asyik banget punya pendamping yang ganteng abis.
Masalahnya, definisi ganteng itu yang kayak gimana sih? Apakah yang kayak Kaenu Reeves? Atau Tom Cruise, Irfan Bachdim, Teuku Wisnu, atau siapa pun itu yang biasa nongol di TV karena modal tampangnya dianggap oke punya?

Ternyata ganteng menurut kamu belum tentu sama menurut temanmu. Begitu juga ganteng menurut saya, belum tentu kamu sependapat juga. Jadi sebetulnya, semua cowok itu ganteng, sama kayak semua cewek itu cantik. At least, menurut ibu bapak masing-masing. Coba mana ada ortu yang nyesel punya anak karena wajah anaknya jelek trus malah muji-muji anak tetangga? Kalo pun ada itu ortu yang menghina diri sendiri namanya hehehe…

        Back to topic, tentang ganteng tidaknya seorang cowok. Tak ada standar baku rumus kegantengan seseorang itu. Artinya, cakep itu relatif dan jelek itu mutlak hehehe…just kidding. Maksudnya, gak usah jutek kalo pendapat kalian berbeda satu sama lain untuk menilai kegantengan seorang cowok. Udah deh, yakin aja bahwa cowok yang paling ganteng saat ini adalah bapak kamu. Hayoo…berani gak kamu bilang bapak kamu gak ganteng? Ibumu aja sampe kesengsem dan mau nikah kok sama beliau.
Cowok ganteng berikutnya adalah yang jadi suami kamu kelak. Ya iyalah, gak mungkin banget suami kamu cantik kan? Jadi gak usah kurang kerjaan sekarang ini dengan membikin tabel kegantengan seseorang. Biarpun ganteng, toh mereka juga gak kenal sama kamu. Lebih parah lagi adalah apabila ganteng cuma wajah tapi kelakuan naudzubillah. Idih…enggak banget!
....Meskipun ganteng itu penting tapi jangan sampai kamu melupakan faktor lain semisal kualitas otak dan akhlak seseorang....
        Jadi meskipun ganteng itu penting tapi jangan sampai kamu melupakan faktor lain semisal kualitas otak dan akhlak seseorang. Menjadi ganteng tak bisa dipilih, tapi mempunyai otak dan akhlak yang berkualitas itu adalah pilihan yang harus melalui proses tertentu untuk  mencapainya. Dan factor inilah yang lebih pantas mendapat apresiasi dibandingkan wajah rupawan yang tak ada upaya apa pun dilakukan untuk meraihnya.

Ganteng bukan jaminan
        Kamu tahu Mas Nunu alias Keanu Reeves yang main film Speed dan The Matrix? Cewek mana yang gak kesengsem sama kegantengan nih cowok? Tapi tahukah kamu kalo Mas Nunu ini ternyata hombreng alias homo alias lagi dia suka dengan sesama cowok dan melakukan hubungan seksual juga dengan cowok. Hiii….kucing cowok aja juga males banget naksir sesama kucing cowok. Lha ini manusia yang punya akal, lha kok malah jeruk makan jeruk!

Irfan Bachdim, seantero rakyat Indonesia tersepona (baca: terpesona) wajah gantengnya yang kebetulan dikombinasikan dengan skill pintar menggiring bola. Tapi tahukan kamu selera cewek yang menjadi pacar si Irfan ini? Jennifer Kurniawan, pacar si Irfan Bachdim ini berprofesi sebagai model semi telanjang yaitu hanya memakai pakaian dalam.

         Ganteng ternyata bukan jaminan untuk melihat kualitas seseorang. Ganteng adalah tampilan fisik yang seringkali mengecoh banyak orang untuk perbuatan buruk di baliknya. Ganteng adalah sebuah anugrah fisik yang sudah ‘given’ alias takdir dari Allah. Seseorang gak bakal bisa memilih punya wajah cakep seperti Nabi Yusuf misalnya. Apapun kondisi fisik kita, mancung tidaknya hidung kita, memble tidaknya bibir kita, lentik tidaknya bulu mata itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipinta. Lagipula tak bakal ada hisab atas diri manusia hanya karena wajahnya nggak ganteng dan hidungnya pesek.
....Ganteng ternyata bukan jaminan untuk melihat kualitas seseorang. Apalagi, kegantengan seseorang itu tidak abadi....
        Masih banyak contoh kasus lain yang menunjukkan bahwa kegantengan seseorang itu tidak abadi. Selayaknya harta yang cuma barang titipan, kegantengan seseorang itu Cuma pinjaman dan amanah dari Allah untuk dijaga dengan baik. Karena Cuma barang pinjaman, maka bila sewaktu-waktu yang punya barang meminta hak-Nya kembali maka kita semua harus siap. Dan bila kegantengan ini yang dijadikan acuan untuk memilih pendamping maka siap-siap saja kamu akan kecewa selayaknya istri Gugun tersebut. Namun bila kualitas diri dan keimanan seseorang yang dijadikan pilihan, maka ketika ketampanan itu direnggut oleh penyakit atau takdir yang lain, maka tak akan mudah seseorang itu berpaling.

Don’t judge a book by its cover, kata orang bule. Jangan menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, itu terjemahan bebasnya. Orang bertampang jauh dari ganteng, belum tentu hati dan akhlaknya tidak seganteng wajahnya. Begitu juga sebaliknya. Betapa banyak di luar sana, laki-laki yang memanfaatkan kegantengannya untuk menipu para gadis pemuja fisik semata. Si gadis dirayu dengan pesona fisik yang dimilikinya kemudian dinodai dan dicampakkan. So, berhati-hatilah kamu dengan tampilan ganteng namun kelakuan tak seganteng wajahnya itu.

Takwa adalah utama
       Waktu saya masih ABG dulu (cie...serasa udah uzur nih jadinya hehehe:P) saya sudah punya standar ganteng tersendiri. Biar kata semua teman bilang si A ganteng, saya bertahan dengan pendapat saya bahwa si B lebih ganteng daripada si A. Itu karena sedari remaja saya tumbuh menjadi sosok yang punya prinsip.
Ganteng menurut saya adalah sosok cowok yang cerdas dan luas wawasannya. Biar kata kayak Keanu Reeves atau Tom Cruise tapi kalo diajak ngomong tulalit, dia jadi gak ganteng blas di mata saya. Begitu sebaliknya, biar kata dia wajahnya kayak Tukul tapi kalo tuh cowok cerdas, luas wawasan, aktif organisasi, baik, suka menolong, prilaku sopan dan terpuji, maka cowok kayak gini yang jauh lebih oke dibandingkan yang pertama tadi. Seiring pemahaman Islam yang makin bagus, saya punya syarat mutlak bagi cowok untuk dibilang ganteng. Apakah itu? Yaitu nurut sama Allah dan Rasul-Nya alias bertakwa.

        Disebutkan dalam surat At-Taubah 30-31 bahwa seorang budak yang hitam legam tapi beriman jauh lebih baik daripada orang kafir meskipun wajahnya rupawan. Udah deh, nurut sama petunjuk Allah ini dijamin bahagia dunia akhirat. Betapa banyak mereka yang mempunyai pendamping berwajah rupawan tapi keluarganya malah hancur berantakan. Inilah akibatnya apabila sebuah amal tidak dilandasi dengan ketakwaan tapi hanya berdasar hawa nafsu semata.

       Nah, karena kamu-kamu sekarang masih sibuk sekolah gak usah sok sibuk mikirin cowok ganteng. Belajar aja yang rajin karena jodoh sudah ada yang ngatur. Kalo untuk urusan ngefans, pilih sosok yang emang pantas untuk difans-i. Jangan sembarangan karena sesungguhnya seseorang itu bersama dengan yang dicintai. Males banget kan kalo ternyata kamu salah memilih idola trus idolamu itu masuk neraka dan kamu ikut nyebur ke dalamnya. Hiii..nggak keren jadinya!
....Takwa adalah standar setiap muslim dan mukmin yang memang peduli terhadap urusan dirinya baik dunia dan akhiratnya....
         Takwa adalah standar setiap muslim dan mukmin yang memang peduli terhadap urusan dirinya baik dunia dan akhiratnya. Gak asal ikut-ikutan saja tanpa tahu kenapa ngefans sama si ini dan si itu. Karena sungguh, setiap amal baik itu perbuatan ataupun perkataan dan yang terbersit di dalam hati manusia, semua akan dimintai pertanggungjawaban nanti di hadapan Allah.

         Energi masa mudamu lebih baik disalurkan untuk hal-hal yang jauh lebih berguna daripada ngefans sama sosok-sosok ganteng tapi gak jelas kualitas otak, akhlak apalagi imannya. Misalnya saja, ngefans sama pejuang di Palestina sana yang berusaha mengusir Israel penjajah. Ngefans dengan mereka yang getol beramar makruf nahi mungkar demi tegaknya Islam di muka bumi. Dan tentunya ngefans di atas semua itu ditujukan pada Rasulullah Muhammad SAW dan seluruh keluarga dan para sahabatnya. Dijamin surga semua tuh. Gak rugi pokoknya kalo kamu ngefans sama sosok yang tepat seperti itu.
Jadi, mulai sekarang jatuhkan pilihanmu pada pilihan yang tepat ya. Lebih baik memilih ganteng tapi bertakwa daripada sudahlah tak ganteng tak bertakwa lagi. Aduh…rugi kuadrat tuh. Intinya, factor takwa harus menjadi prioritas dibandingkan kegantengan ketika kamu ngefans pada seseorang atau memilih pendamping kelak. Muslimah smart so pasti tak akan salah pilih. Pasti itu!

By: Ria Fariana
  [voa-islam.com]

pendidikan itu, antara kenyataan dan khayalan


 seperti inilah wajah pendidikan kita, dari dulu hingga sekarang, 
pemerataan pendidikan hanya dalam angan.

 ane, g'tau mau pake judul apa,hoho. jadi sembarangan aja
Assalamu’alaikum wr.wb

Pagi yang cerah, sembari menunggu waktu kuliah sambil dengerin sesuatu yang beraliran melankolis tapi tak romantis. Menambah semangat untuk berfikir tentang sesuatu,  Sesuatu yang bisa di tuangkan dalam tulisan kali ini,  suatu tulisan yang dapat memotivasi diri. Pada kesempatan ini, entah kenapa ane pengen ngebahas mengenai pendidikan. Tulisan kali ini mungkin sedikit mereview tentang film yang paling ane suka saat ini, yakni “sang pemimpi” dan “ 3 Idiot”. Film ne dah lama sih, pi pesan dari kedua film ini yang tak pernah berhenti bermuara di kepala ne. Misteri yang tersirat dan tersurat dari kedua film ne masih bergentayangan, soalnya dah banyak orang yang menontonnya berkali2 tapi perubahan ato pesan yang disampaikan belum mampu di aplikasikan. Sebelum membahas tentang pendidikannya lebih lanjut, ane pengen cerita dikit ne. Kebetulan ane dah baca tulisan2 yang pernah ngebahas kedua film ne. Inti Pembahasnya seperti dibawah ini:

            Dalam filem 3 Idiots, watak-watak utamanya mencoba melawan sistem pembelajaran di mana mereka lebih kepada konsep berlomba untuk mendapat markah yang tinggi dan lulus sebagai pelajar cemerlang, kemudian dapat kerja yang baik, kumpulin harta dan berbangga dengan harta yang ada.

            Sang Pemimpi pula sedikit berbeda di mana watak-watak utamanya dengan segala upaya bertahan dengan sistem yang sedia ada, dalam keadaan ekonomi yang sungguh sangat sulit. Mereka bertekad ingin mengubah nasib keluarga dan ingin sekali belajar di luar negara. Mereka menjadikan niat mereka sebagai tujuan untuk terus belajar, biarpun kalau dilihat dari segi kedudukan keuangan mereka, impian untuk ke luar negara itu adalah hampir mustahil sama sekali.

Tokoh yang menonjol dalam 3 Idiots adalah Ranchoddas Shamaldas Chanchad (Aamir Khan), sedangkan Sang Pemimpi adalah Arai (Rendy Ahmad). Kedua-duanya memiliki perwatakan yang hampir serupa, yaitu optimis dengan kehidupan dan mencoba menjadi manusia yang berjiwa besar, artinya manusia yang tidak kalah dengan cobaan dunia yang sementara ini. Namun, perbedaannya adalah, Si Rancho datang daripada keluarga yang kaya (meskipun akhirnya kita tahu bahawa beliau hanyalah anak tukang kebun rumah orang kaya dan disara hidupnya) dan si Arai merupakan pemuda miskin yang hidup yatim piatu. Rumah si Arai terletak di pinggir hutan, di mana tempat kera bermain-main.

              mereka berdua sama-sama memiliki minat belajar (menuntut ilmu) yang tinggi. Jika Arai masih bersekolah menengah, Rancho pula sedang menuntut di perguruan tinggi yang teramat mengutamakan sistem peringkat, Rancho mencoba membimbing pelajar lain untuk hidup sebagai manusia yang berfikir, bukan robot bermesin seperti yang didakwa Rancho. Arai pula, sebagai manusia yang miskin dan hidup penuh keterbatasan,mencoba menanggapi segala-galanya dengan positif. Tidak ada yang negatif baginya melainkan menyerah kalah dalam menjalani ujian hidup dahulu.
Kalau Rancho begitu berani 'menentang' Dr. Viru (Boman Irani), Arai pula berani 'menentang' Pak Mustar (Landung Simatupang). Kedua-duanya memiliki karakter yang sama, yaitu garang dan keras dalam mengajar serta mengutamakan peringkat. Paling menarik, kedua-duanya menjalankan sistem yang hampir sama di mana Dr. Viru menentukan tempat duduk dalam majlis fotografi pelajar berdasarkan peringkat yang mereka dapat, dimana Pak Mustar jugaa menentukan tempat duduk ibu bapak sang murid berdasarkan peringkatnya. 

 3 Idiots memiliki dua lagi watak utama yang sering menjadi 'mangsa' kegilaan sang optimis Rancho, yaitu Farhan Qureshi (R. Madhavan) dan Raju Rastogi (Sharman Joshi). Kedua-duanya juga memiliki masalah peribadi masing-masing. Si Raju Rastogi terlalu risaukan masa depannya lantaran ia harapan tunggal keluarganya yang miskin melarat. Manakala Farhan Qureshi pula hidup dalam keadaan yang tidak sesuai, di mana ia lebih tertarik pada bidang fotografi, namun harapan ayahnya memaksanya untuk belajar bidang teknik. Sang Pemimpi pula, ada Ikal (Vikri Setiawan) dan Jimbron (Azwir Fitrianto) yang turut menjadi 'mangsa' idea-idea gila Arai. Dapat  lihat saat mereka bertiga dikejar Pak Mustar dan Arai mencadangkan mereka melompat masuk ke dalam tong ikan yang besar untuk bersembunyi. Kemudian, juga saat di mana Arai mengajak mereka pergi menonton film bioskop khusus dewasa. 

Rancho dan Arai membawa niat yang sama, yaitu misi membesarkan jiwa. Rancho sendiri mengatakan kepada Raju, "Belajar bukan untuk sukses, tetapi belajar untuk membesarkan jiwa..." Arai pun begitu juga. Segala rintangan di dunia ini adalah untuk dilalui, bukan dihindari. karena hidup tanpa cobaan adalah semata-mata kering kerontang kerena kita tidak akan dapat membesarkan jiwa kita. Kesungguhan Arai meyakinkan teman-teman baiknya bahwa mereka pasti dapat ke Paris untuk menuntut ilmu di sana adalah sebuah keyakinan yang membawa kepada usaha yang luar biasa. 

Kesimpulannya, ane bukanlah hendak menceritakan film mana yang lebih hebat. Tetapi ane hanya ingin meyampaikan pesan dari kedua ini. Hikmah yang luar biasa yang dapat dipetik dari kedua film ini, dimana yang satu bertahan dengan sistem yang ada dan yang satu berusaha melawan sistem. Sungguh kolaborasi yang luar biasa. Lalu setelah menonton film ini, apa yang kita dapat? Cuman nonton, selesai trus bubar begitu saja? Sungguh ironis,hoho..

Kembali ke topik awal, sebenernya bagai mana sih sistem pendidikan di Indonesia, Apakah seperti kedua film tersebut atau bagaimana? Mungkin kalian punya jawaban tersendiri utk hal ini. Tapi saya yakin, lok para pelajar yang mau berfikir pasti mengatakan ‘ada yang salah dengan sistem pendidikan dinegara ini’. Letaknya dimana? Lok mau ane logikakan kurang lebih seperti ini, antara sistem yang dicanangkan dan kemampuan pelajar,pengajar dan fasilitas pendidikan di indonesia saat ini ibarat langit dan bumi yang sulit menemukan titik temunya, karena tidak ada penghubung antara sistem dan para pelaku pendidikannya.

Okelah, indonesia emang rajin tu dapet mendali emas di bidang olimpiade sains dan semacamnya, tapi itukan hanya segelintir orang aja yang bisa dihitung dengan jari. Lalu bagaimana dengan nasib jutaan pelajar yang lain, mau dibawa kemana? Hello, bukannya mau mencerdaskan kehidupan bangsa tu? Tapi kok seperti ini. Yang pintar makin pintar, yang kurang pintar makin tertinggal. Apakah kita harus bertahan seperti Arai DKK, ato kita harus melawan sistem ini? Tau ah,hoho.... kuresahkan jawabannya kepada kalian semua
Pendidikan itu sangat berharga, tanpa pendidikan tidak akan ada kemajuan, tanpa ada kemajuan alamat suatu negara itu tinggal nunggu kehancuran saja. Di indonesia sendiri, banyak terdapat orang2 cerdas dengan pemikiran yang luar biasa, tapi sulit sekali rasanya mendapat kebebasan dalam artian tidak ada ransangan yang  bisa membantu mengasah kecerdasan mereka. Jika ingin mencerdaskan bangsa mestinya pendidikan harus lebih merata, baik pengajar maupun fasilitas pendidikannya. Suatu saat itu pasti akan terjadi, tunggu saja tanggal mainnya, asalkan semuanya punya kesungguhan.

Ini sebenernya ngomongin apa sih dari film kok larinya ke pendidikan di Indonesia, ngelantur ksna kemari dengan pembahasan yang g’ jelas, analisis anak teknik g’seperti anak sosioal pendidikan jadi harap maklum,hoho.g’penting pembahasannya mau kemana, biar bingung, bingung dah sekalian. Tapi pada kenyataannya Seringkali sebuah institusi pendidikan menyamaratakan potensi peserta didik dengan melakukan penilaian apabila sesorang tidak dapat mengikuti dengan baik mata pelajaran tertentu maka orang tersebut bodoh. Padahal sebenarnya tidak seperti itu karena sesungguhnya manusia memiliki potensi yang berbeda-beda dan unik.

Selain itu juga, pada kenyataannya, emang bener sih, kadang lok di pikir2 kita ne di lebih banyak diajarin gmana caranya mendapat nilai yang bagus bukan bagaimana mengembangkan potensi yang kita miliki, jadinya para pelajar cenderung melakukan segala upaya untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin, dari awal ternyata dah salah didiknya ato pelajarnya yang salah nanggapin.Udah ah, ri pada makin ngelantur, mending udahan aja deh,hoho. Sebagai penutup ada kata2 yang mungkin dapat memberikan kesan yang tidak biasa,hehe

BELAJARLAH BAGAIMANA CARA BELAJAR, BELAJARLAH UNTUK SEGALANYA DAN SEGALANYA UNTUK BELAJAR, BELAJARLAH APAPUN, KAPANPUN, DIMANAPUN DAN DENGAN CARA APAPUN. KARENA HIDUP INI ADALAH PEMBELAJARAN, DAN PEMBELAJARAN ADALAH KEHIDUPAN.

14 April 2011

mau pake jilbab kok repot

           Kenapa sih susah bangaet pake jilbab. Hmmmmmmm, dari penelitian dan penelusuran trus Ngeliat dari berbagai fakta yang ada (bahasa dektektif), sebenernya berbagai macam persoalan yang muncul dalam memakai jilbab, itu mah soal biasa dalam "perjuangan". Kadangkala kesulitan itu kayaknya susaaaah…. banget diselesaikan. Kita sih bisa maklum. Cuman apakah dengan adanya persoalan itu membuat kalian males, keder, takut, atau yang lebih parah lagi "alergi" ? Enggak kan Mbaksis ? hoho
Trus lagi ada anggapan klasik seputar jilbab en jilbaber. Gini, "Ahh, make jilbab itu nggak perlu, soalnya banyak cewek berjilbab yang kelakuannya "naudubille" (baca : na'udzubillah min dzalik), yang penting kan "ati"nya dulu yang dijilbabin…" Wah…kalo begini guawat namanya, emangnya kain jilbab "hati" itu semeter berapa? Di Pasar ada yang jual nggak?? He..he..he…

Nah pemahaman model begini yang kayaknya kudu "dihancur-leburkan". Emang sih, ada kasus wanita berjilbab tetap rajin ngegosip, urakan dsb. Tapi terlepas dari wanita-wanita semacam itu, kalau pun ada, itu kan hanya kasus, nggak bisa dipake' alasan supaya kaum hawa nggak berjilbab. Sebaliknya ia kudu memperbaiki perilakunya. Agar sesuai dengan pesan Allah Swt. Kita juga harus teliti dulu dong, apa alasan dia berjilbab, jangan-jangan cuma ikut-ikutan ? atau pemahaman doski tentang jilbab minim banget? Karena banyak yang cuman pake kerudung doang tapi udah dikatain berjilbab, ini khan masalah, neng!. Trus kayak gimana sih, jilbab yang ideal menurut Islam itu? Kalo pengen tau jawabannya, baca terus ampe kelar dibawah…OK? (penasaran nih critanya, he..he..he)
Nah berhubungan dengan itu, dibawah ini ada beberapa alasan kenapa kamu nggak mau atau pada enggan pake jilbab :

(1) Dari diri sendiri; artinya kamu-kamu ngerasa belum siap atau memadai untuk berjilbab atau menjadi muslimah sejati, yang bisa jaim lah, alim lah, and sederet kriteria lain yang dirasa memberatkan. Nah masalahnya adalah, ternyata kamu masih suka bercanda, JJS, shopping, ngegosip, dll. Dan kamu ngerasa khawatir sikap itu memberi kesan negatif dari orang lain jika kamu mengenakan jilbab, takut merendahkan martabat wanita muslimah. Itu kan masalahnya ???
Tapi yang jelas, seharusnya busana muslimah bisa jadi alat kontrol yang nyata bagi kita untuk menjaga tingkah laku kita. Dan biasanya, muslimah yang udah berjilbab akan mampu mengendalikan dirinya. Ya, sesuai dengan persepsi orang tentang jilbab: "ngerti" agama dan nggak norak. Jadi, ketika berjilbab, seorang muslimah itu "dipaksa" untuk mengatur perilakunya: menundukan pandangan dan tidak jelalatan, mempertegas suaranya sehingga tidak disalah-artikan lawan jenisnya, mengatur langkahnya, mengatur parfumnya, dan menyeleksi teman gaulnya. Bahkan ia pun terdorong untuk lebih memahami Islam lebih dalam. Malah bukan tak mungkin, akan menjadi labuhan pertanyaan teman-temannya. Bahkan cewek berjilbab, kalo jalan di hadapan anak cowok, yang dilewati ngerasa segen dan nggak berani ngegodain. Paling-paling cuman, bilang "Assalamu'alaikum, Bu Haji…" Itu kan do'a, jadi jawab aja salamnya, nggak usah sewot. Laen critanya lho kalo kamu berdandan menor. Waah, para lelaki langsung berkicau ngegodain, #Jatuh bangun aku mengejarmu# Ck, ck, ck, eleh..eleh…si Eneng!!

(2) Dari lingkungan atawa keluarga; terutama ortu yang nggak ngebolehin. Alasannya takut sulit dapat kerjaan kek, takut nggak laku jodohnya kek, dan sederet "kek-kek" lain yang kadang nggak matching en buat kita ketawa geli. Gimana enggak, wong itu semuanya sebenernya adalah persepsi yang salah en nggak tepat. Karena yang namanya rejeki, jodoh en mati itu kan qodho'nya Allah SWT. Karena logikanya, masak sih Allah akan meninggalkan hamba-hambaNya yang tho'at, hamba-hambaNya yang make jilbab untuk menutup aurat? Wong ayam aja meskipun nggak punya akal masih dikasih rejeki, masih diberi jodoh…Betapa Maha Pengasih dan Pemurahnya Allah itu. Subhanallah…
Mengenai ortu, beri pengertian apa yang dilihat oleh ortu sifatnya kasuistik, artinya itu fakta yang tidak bisa dijadikan justifikasi bahwa kita nggak boleh berjilbab karena ada fakta seperti itu, itu menggebyah uyah or nyama'in semua namanya. Selain itu, kita juga harus memahami wanita muslimah adalah manusia biasa tidak berbeda dengan manusia lainnya, ia bisa berbuat salah dan dosa. Berjilbab adalah suatu kewajiban dan bertingkah laku yang baik adalah juga suatu kewajiban yang lain, yang tidak bisa dicampur adukkan pembahasannya. Kedua-duanya harus dijalankan. Dengan peningkatan akhlaq baik di rumah, maka ortu akan bertambah yakin bahwa keputusan kita berbusana muslimah adalah sebuah keputusan yang tidak salah. Oce deh..!!

(3) Untuk membuat jilbab dan khimar (kerudung) kadang memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena membutuhkan kain yang lebih banyak. Emang sih kita nggak bisa mungkir sepenuhnya. Banyak juga kok yang murah, meriah, bagus lagi…Dan yang paling penting, dengan adanya situasi kayak gitu, kan sebenarnya bisa mendidik kamu lebih kreatif, lebih dewasa, en lebih pinter memanfaatkan "sumber daya" yang ada demi Islam. Masak sih nggak mau kalo kamu disebut sebagai muslimah sejati en berotak encer Jangan mau kalah ama si Dewi Surf lho…

Kita memandang sebuah persoalan, kayaknya nggak lepas deh dari yang namanya persepsi atau pemahaman. Orang memandang baik atawa buruk itu kan dari pemahaman yang dimilikinya. Begitu juga about jilbab, kayaknya akan susah banget, kalo kita memandang jilbab itu hanya dari sisi maslahat-mudharat, apalagi kalo persepsi kita tentang jilbab dipengaruhi oleh pemahaman sekuler barat, yang memandang jilbab itu sebagai pemasung kebebasan wanita untuk berekspresi, sebab agama mereka nggak punya aturan sesempurna Islam.

            Nah…pemahaman-pemahaman ini yang kudu kita ubah. Bukankah sebagai muslim/ah, kita harus paham bener arti ketaatan dan cinta pada Allah dan Rasul-Nya. Bukankah sebagai kaum muslimin kita harus selalu menstandarkan semua aktifitas kita berdasarkan hukum syara'? Masih ingat kan dengan firman Allah, yang artinya : "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min, dan tidak (pula) bagi wanita yang mu'minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan, ternyata akan ada pilihan (yang lain) tentang urusan mereka" (TQS. Al-Ahzaab: 36).
Ditambah lagi Allah juga berfirman yang artinya : "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS al-Ahzab 59).
Sabda Nabi, yang artinya "Siapa dari seorang wanita yang melepaskan (membuka) pakaian selain dirumahnya (membuka diluar rumah), maka Allah pasti merobek tirai kehormatan daripadanya." (HR. Ahmad, Thobroni, dan Al-Bazzaar dari A'isyah r.a.). Nah lho....
Mengenai kekhawatiran-kekhawatiran kayak diatas, baiknya…cepet diilangin deh. Sebab itu hanyalah fakta atau fenomena yang terjadi di tengah masyarakat yang tidak memakai standar hukum Islam, yang tentu saja kalo itu masih sering kita temui akan mempengaruhi persepsi kita tentang jilbab, tapi...kalo kita tidak segera mengurangi frekuensi fakta/fenomena tadi maka kekhawatiran kita tetap akan muncul.

Ada yang penting bo' ! Yaitu tentang apa sih sebenernya yang dimaksud dengan jilbab itu ? Karena dalam memahami suatu istilah yang ada dalam nash (Qur-an-Hadits), kita nggak bisa mengartikan dengan seenaknya sendiri. Akan tetapi, kita pelajari sesuai dengan asal bahasanya (yakni bahasa Arab). Didalam kamus Al-Muhith, dinyatakan demikian, yang artinya "Jilbab itu laksana sidab (terowongan), atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti seperti halnya baju kurung" (lihat QS. an-Nur 30 dan al-Ahzab 59)
Taqiyudin an-Nabhani dalam kitabnya Nidzomul Ijtima'i fil Islam, menjelaskan bahwa pakaian wanita (jilbab) harus menutupi kulitnya atau tidak boleh memperlihatkan warna kulitnya. Artinya jika kain penutup (pakaian) itu tipis (transparan) sehingga tetap menampakkan warna kulitnya dan dapat diketahui apakah kulitnya berwarna merah atau coklat, maka kain penutup seperti itu tidak bisa dikategorikan sebagai penutup aurat. Hal itu sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Rasulullah Saw kepada Usamah :
"Suruhlah isterimu untuk mengenakan kain tipis (ghilalah) lagi di bagian dalamnya, karena sesungguhnya aku khawatir kalau sampai lekuk tubuhnya tampak"

So, Say YES to Jilbab !!

12 April 2011

jejak si mira ama si mita


Mira, begitu gadis itu biasa dipanggil. Manis, makin manis dan anggun saat gadis ini memilih mengenakan jilbab. Mira bisa berjilbab merupakan surprise tersendiri, lho. Sebab, selain keputusan "kontroversialnya" yang bikin geger seisi kampung, doi juga kena semprot keluarganya. Berat nian memang perjuangannya. Di kampung, anak-anak cowok jadi nggak bisa lagi liat makhluk manis bernama Mira yang biasanya tampil all out bak peragawati. Di rumah, keluarganya sempat kaget dan terbengong-bengong. Termasuk kakaknya yang super cerewet dan sok ngatur. Mita, kakaknya Mira, pake uring-uringan segala. Mulutnya nggak berhenti menggerutu kalo kebetulan Mira ada di rumah. Seluruh isi keranjang sampah, eh maksudnya omongan keluar dari mulut kakaknya itu. Dibilangin sok alimlah, disebut sok idealislah, fanatiklah, kunolah, dan seabreg sebutan berbau sinis lainnya.

Mira? Ah, easy going aja tuh. Pikirnya, anggap aja gerutuan kakaknya itu kayak radio butut. Percuma dilayani juga, nggak bakalan ada abisnya. Dilayani malah bikin kesel aja, karena seringnya tulalit alias kagak nyambung. Keputusan Mira memakai busana muslimah adalah karena alasan syariat, sementara Mita masih betah berdandan ala kadarnya dengan alasan modern. Nggak nyambung kan kalo dilayani juga? Apalagi kalo kemudian nggak menerima kebenaran, pengennya malah nyari pembenaran. Walah, bahaya itu!

Akhirnya, Mita tetap aja konsisten berpenampilan kuno-meski menurutnya modern. Liat aja, walaupun pakaiannya mahal-mahal, tapi nggak ada yang bisa menunjukkan bahwa itu disebut "pakaian". Saat pesta misalnya, Mita biasa bergaun leher V rendah alias breast-less. Di kesempatan lain, Mita mengenakan gaun yang bolong di sekujur punggungnya alias backless. Waktu ngeceng di mal aja, Mita dan kawan-kawannya nggak malu dan ragu untuk mengenakan gaun yang bagian atasnya; muka-belakangnya mlompong alias topless. 

Aduh, ini memang masalah, Non. Suer! yang bergaya dandan begitu bukan cuma Mita, yang kakaknya Mira itu, tapi siapa tahu di antara teman-teman puteri yang lain banyak yang melakukannya. Buktinya kalo ada pesta, yang muncul adalah dandanan yang persis di jaman pithecanthropus (nyuwun sewu lho mbak!!!). Ini salah satu contoh lho, betapa perjuangan untuk meraih kemuliaan emang sukar dan berat, apalagi di tengah masyarakat yang memuja kebebasan. 
 
Kasus Mira dan Mita diatas, nggak perlu diulang pada keluarga-keluarga muslim. Yang udah berjilbab nggak usah sinis memandang kakak atau adik perempuannya yang belum berjilbab. Justru sebaliknya kamu harus bisa nasehatin mereka agar mereka sadar segera berjilbab. Trus, bagi yang belum pake jilbab, nggak usah juga sewot kalo ngeliat adik atau kakak perempuanmu udah pake jilbab, mendingan gunakan otak encermu untuk menjawab pertanyaan ini, "darimana sih asal kamu hidup; buat apa sih kamu hidup; dan kemana setelah kamu hidup ini?". Ayo, bisa ngejawab nggak? Makanya mendingan mulai sekarang bulatkan tekadmu untuk berjilbab, masalah dengan ortu, masalah dengan teman hanyalah masalah sepele yang bisa diselesain. Dan yang terpenting,… yakinlah Allah pasti menolong hamba-Nya yang istiqomah. Kamukah muslimah yang istiqomah itu? Wallahu 'alam bis showab
(nama diatas hanya ilustrasi semata, bagi yang merasa silahkan hubungi kantor post terdekat,hoho) 

11 April 2011

Sesama Muslim Bersaudara Lho...


Pernahkan kita mendengar hadist-hadist mengenai adab sesama muslim?

Bagaimana cara ‘hidup lebih baik’ dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya, itu adalah fokus bahasannya. Bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, mengasah kepekaan emosional, bertoleransi, selalu bersikap positif, tips-tips cara mendapat dan mempengaruhi teman, cara berkomunikasi yang baik, dengan think win-win, memahami lebih dahulu, maupun bersinergi.

Bagaimana cara ‘hidup lebih baik’ dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya

Menariknya, Islam sebagai agama yang sempurna, sudah mengajarkan semua itu, dengan Rasulullah saw sebagai model utamanya. Innama bu’itstu liutammima makaarimal akhlaq, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq, demikian sabda Rasulullah saw. Akhlaq dalam seluruh bidang kehidupan, bagaimana berinteraksi dengan orang tua, dengan sanak keluarga, dengan tetangga, dan seterusnya.

Nah, berikut ini adalah tips-tips dari Rasulullah saw bagaimana cara berinteraksi dengan sesama muslim :

1. mencintai muslim lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim)

”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim)

2. menyukai apa yang disukai muslim lain sebagaimana dirinya menyukai apa yang dia sukai, dan membenci apa yang dibenci muslim lain sebagaimana dirinya membenci apa yang dia benci.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan baik (sakit) demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari-Muslim)

3.  tidak menyakiti muslim lain dengan perbuatan atau perkataan.
”Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim)

4.  bersikap tawadhu kepada setiap muslim dan tidak sombong kepadanya.
”Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku hendaklah kamu tawadhu sehingga tidak ada orang yang membanggakan diri kepada yang lain.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Maajah)

5. tidak menyampaikan berita atau gunjingan kepada sebagian yang lain tentang apa yang didengarnya dari sebagian yang lain.
”Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari-Muslim)

6.  kalau marah, maka tidak boleh mengindarinya lebih dari tiga hari.
”Tidak boleh seorang muslim menghindari saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya saling bertemu lalu saling berpaling. Sebaik-baik orang di antara keduanya adalah orang yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari-Muslim)

7.  melakukan kebaikan kepada setiap muslim semampunya dengan tidak membedakan antara keluarga dan yang bukan keluarga.
”Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw tidak pernah berbicara dengan seseorang melainkan beliau menghadapkan wajahnya ke wajah teman bicaranya lalu Rasulullah saw tidak akan berpaling dari wajah seseorang sebelum ia selesai berbicara.” (HR. ath-Thabrani)

8.  tidak masuk ke rumah muslim lain tanpa meminta izin, jika sampai tiga kali tidak diizinkan maka harus kembali.
”Meminta izin itu tiga kali. Yang pertama untuk menarik perhatian tuan rumah, kedua memperbaiki, dan ketiga agar memberi izin atau menolak.” (HR. Bukhari-Muslim)

9.  bersikap sopan kepada setiap muslim dengan akhlaq yang baik dan berinteraksi dengan mereka sesuai dengan keadaannya.
”Hindarilah api neraka sekalipun dengan separoh korma. Lalu siapa yang tidak memilikinya, maka dengan perkataan yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim)

10.  menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
”Tidak termasuk dalam golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak kecil.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud)

11.  selalu memberikan kegembiraan, bermuka manis, dan bersikap lembut kepada semua muslim.
”Tahukah kamu kepada siapa api neraka diharamkan?” Para sahabat menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu Nabi saw bersabda, ”Kepada orang yang lemah lembut, yang selalu memudahkan, dan selalu dekat (akrab)” (HR. Tirmidzi)

12.  janganlah berjanji kecuali bermaksud menepatinya.
”Tiga hal ada pada diri orang munafik, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari-Muslim)

”Tiga hal ada pada diri orang munafik, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari-Muslim)

13.  bersikap adil dan tidak melakukan sesuatu kepada muslim lain kecuali apa yang ia sukai untuk diperlakukan kepada dirinya.
”Siapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan masuk surga maka hendaklah ia mati dalam keadaan bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan hendaklah ia memperlakukan orang lain dengan sesuatu yang disukainya jika dilakukan pada dirinya.” (HR. Muslim)

14.  menghormati muslim lain yang penampilan dan pakaiannya menunjukkan kedudukannya sehingga dirinya bisa menempatkannya sesuai dengan kedudukannya.
”Apabila orang dimuliakan suatu kaum datang kepada kamu, maka muliakanlah ia.” (HR. al-Hakim)

15.  mendamaikan sesama muslim yang bersengketa jika menemukan jalan (penyelesaian) ke arah itu.
”Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara kamu karena sesungguhnya Allah akan memperbaiki hubungan di antara orang-orang beriman di hari kiamat.” (HR. al-Hakim)

16.  menutupi aib setiap muslim.
”Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

”Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

17.  menghindari tempat-tempat yang bisa mendatangkan tuduhan demi untuk menjaga hati orang lain agar tidak berburuk sangka dan juga untuk menjaga lidah mereka agar tidak menggunjing.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah saw berbicara dengan salah seorang istrinya kemudian ada laki-laki lewat lalu dipanggil oleh Nabi saw seraya berkata, ”Ya Fulan, ini adalah istriku Shafiyyah.”

18.  memintakan bantuan bagi setiap muslim yang membutuhkan pada orang yang memiliki kedudukan dan berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya itu sesuai kemampuannya.
”Sesungguhnya aku diberi dan diminta. Sering dimintakan kepadaku kebutuhan-kebutuhan sedangkan kamu ada di sisiku, maka ikutlah memberi bantuan agar kamu diberi pahala dan Allah swt memutuskan apa yang dicintai-Nya melalui kedua tangan Nabi-Nya.” (HR. Bukhari-Muslim)

19.  mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum berkata kepada muslim lain dan menjabat tangan ketika memberi salam itu.
”Jika salah seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya maka ucapkanlah, ’Assalamu’alaikum warahmatullah.’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa’i)
”Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan melainkan keduanya akan diampunkan (dosanya) sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

20.  menjaga kehormatan jiwa dan harta saudaranya sesama muslim dari kezhaliman orang lain apabila dirinya mampu membela dan menolong serta mampu memperjuangkannya sebab itu merupakan kewajiban baginya.
”Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya maka ia akan terlindung dari api neraka.” (HR. Tirmidzi)

21.  menjawab ucapan muslim lain yang bersin.
”Seorang muslim yang bersin dijawab jika ia bersin tiga kali dan jika (lebih dari tiga kali) maka itu adalah penyakit flu.” (HR. Abu Dawud)

22.  memberi nasihat kepada setiap muslim dan bersungguh-sungguh ingin selalu memberikan kegembiraan ke dalam hati setiap muslim itu.
”Sesungguhnya salah seorang di antara kamu adalah cermin bagi saudaranya, jika ia melihat sesuatu (pada saudaranya) maka hendaklah ia membersihkannya.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi)

23.  menjenguk muslim yang sakit.
”Siapa yang menjenguk orang sakit berarti ia duduk di taman-taman surga, sampai-sampai jika ia hendak berdiri, maka ditugaskan tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakannya sampai malam hari.” (HR. al-Hakim)

24.  mengantar (mengiringi) jenazah muslim yang meninggal.
”Barangsiapa yang mengantar jenazah maka akan mendapatkan pahala satu qirath. Jika ia berdiri sampai jenazah itu dikubur maka ia mendapatkan pahala dua qirath.” (HR. Bukhari-Muslim)
”Satu qirath seperti (berat/besarnya) bukit Uhud.” (HR. Muslim)

”Satu qirath seperti (berat/besarnya) bukit Uhud.” (HR. Muslim)

25.  menziarahi kuburan muslim.
”Aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakutkan dari kuburan.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Maajah, al-Hakim)

Maraji’/referensi: Tazkiyatun Nafs, Sa’id Hawwa


“pilih jurusan harus yang tepat ya…!!!”


Menjelang tahun ajaran baru adalah masa-masa berbebah bagi kampus-kampus perguruan tinggi negeri. Berbagaicara dilakukan untuk menarik minat calon mahasiswa. Mulai dari menawarkan fasilitas kampus, kwalitas pengajar, hingga biaya kuliah yang dijadikan sebagai daya tarik utam berbagai format promosi
            Kesibukan tambahan juga terjadi pada calon mahasiswa. Mereka harus membanding-bandingkan kampus mana yang akan menjadi pilihan. Begitu banyak pertimbangan yang harus diambil. Mulai bonafitas dan fasilitas kampus, lokasi, biaya kuliah yang harus dibayar, dan tentu saja harapan masa depan yang akan diraih melalui kampus pilihannya.
            Semua fonomena kesibukan ini lah yang ane angkat utk dibahas bersama dalam forum ini. Pilihan yang kami ulas tidak  hanya sekdar pilihan program studi dan jurusan di berbagai perguruan tinggi, tapi juga bagaimana gambaran prospek studi yang dipilih, terutama dunia kerja. Semoga bermanfaat…..

“Dunia mahasiswa tak selebar kampus”
Apa bedanya sekolah dengan kuliah?
Apakah hanya soal pakai pakaian yang bebas (tak berseragam) dan boleh berambut gondrong pada dunia mahasiswa, sementara tidak pada pelajar SMA? Tentu bukan hal-hal rtemeh yang seperti itu yang membedakan keduanya. Ada hal yang lebih esensial dari pada itu. Pada dunia perkuliahan, mahasiswa akan diajar dan di tuntut kemandiriannya.
            Mandiri seperti apa? Di perguruan tinggi pengajar (dosen) hanya mengajarkan mata kuliah secara garis besar, serta memberikan buku-buku rujukan. Dosen bukan sember pengetahuan seperti guru yang ada dikelas sewaktu masih jadi pelajar SMA. Dosen lebih bertidak sebagaimanager kelas. Mungkin jadi pertanyaan, jika demikian, apa sumber pengetahuan utama? Jawabannya : buku-buku, perpustakaan, situs-situs internet, artikel majalah,koranjurnal,hasil penelitian,yang relevan dengan mata kuliah yang diajarkan dosen. Itu artinyabila nanti jadi mahasiswa, mesti aktif menggali mata kuliah dari dosen melalui sumber-sumber pengetahuan yang utama tadi. ( ilustrasinya : skenario pemancingan)

“jalan lempang menuju dunia kampus”
            Pada dasarnya penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri dapat ditempuh melali dua cara. Pertama, dengan tes seleksi mahasiswa baru (tes mandiri,snmptn etc,). Kedua,  ewat penjaringan minat dan bakat yang mendasarkan potensi akademik. Hal ini berlaku baik bagi PTN maupun PTS. Faedah program ini pada intinya menyokong biaya pendidikan para mahasiswa yang memang berkwalitas dan dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Tampaknya jalur yang berbasis mutu akademik terpaksa sedikit berbelok tatkala dipakai untuk patokan pembayaran uang pangkal, sperti yang dilakukan beberapa perguruan tinggi negeri yang berubah ststus menjadi BHMN (badan hukum milik negara), yakni UI, UGM, ITB, IPB dan UNAIR.

“perguruan tinggi terbaik dimata masyarakat”
            Tak mudah memilih jurusan untuk jenjang perguruan tinggi. Apalagi jika pelihannya hanya perguruan tinggi negeri (PTN). Daftar pertimbangan aka lebih panjang, mulai dari minat, pehitungan bisa lolos seleksi, hingga prospek di dunia kerja jika lulus nanti.
Apa sesungguhnya pertimbangan mereka memilih jurusan saat hendak masuk perguruan tinggi?
 pertimbangan yang paling sering digunakan adalah status perguruan tinggi. Perguruan tinggi negeri misalnya, jelas yangpaling dicari. Tapi ini tidak berari perguruan swasta kalah favorit. Apalagi sudah banyak perguruan tinggi sasta yang kwalitasnya bahkan lebih tinggi dari perguruan tinggi negeri.
Pertimbangan lain tentu saja minat sicalon mahasiswa, biaya kuliah reputasi perguruan tinggi, hingga prospek pekerjaan setelah lulus kuliah. Banayk calonmahasiswa memilih lulusan favorit karena yakin setelah lulus dari sana akan mendapat pkerjaan yang di dambakan. Ada juga caoln mahasiswa yang memilih jurusan berdasarkan minat?bakat. da pula yang memilih jurusan karena ikut arus saja…. Apapun alasannya, pastinya orang tua dan calonmahasiswa ingin bisa kuliah diperguruan tinggi yang terbaik.
Alasan memilih perguruan tinggi tertentu terbaik untuk masing-masing fakultas/jurusan :
·         *Lulusan berkualitas (berprestasi ketika bekerja)
·         *Pengajar (dosen)yang berkualitas
·         *Nama besar perguruan tinggi
·         *Metode belaja-mengajar(akademis)
·         *Fasilitas kampus yang lengkap
·         *Kedisiplinan kampus
·         *Dapat mengaplikasikan ilmunya sesuai bidang pekerjaan
·         *Jurusan yang diminati banyak orang
·         *Lingkunga kampus nyaman

“pilih jurusan harus yang tepat ya…!!!”
            Memang tak mudah memilih jurusan atau program studi. Selain pengetahuan yang luas tentang hal ikhwal jurusan, minat atau kecendrungan calon mahasiswa itu sendiri menjadi faktor faktor penting dalam menentukan pilihan. Sebab jika salah memilih jurusan, sering kali urusannya jadi panjang. Mulai dari tidak senang kuliah, males pergi keperpustakaan,yang ukung-ujungnya prestasi jadi jeblok. Yang lebih parah kuliahpun tak terselesaikan alias droup out (DO).
            Oleh karena itu, calon mahasiswa sebaiknya sudah mengetahui minat dan bakat yang ada dalam dirinya sendri, selain tentu saja upya mencari informasi sebanyak mungkin mengenai berbagai jurusan atau program studi yang ada diperguruan tinggi. Banayk calon mahasiswa tidak tahu atau bahkan tidak memperdulikanprogram studi yang akan dipilih. Mereka ini lebih sering berorientasi pada nama besar sebuah perguruan. “ tetapkanlah dahulu jurusan atau program studi,baru kemudian memilih perguraun tinggi”. Tidak semua perguruan tinggi yang memiliki nama besar otomaits semua program studinya berkualitas prima. Setiap perguruan tinggi biasanya memiliki beberapa program studi unggulan.
            Sebenarnya tidaklah sulit mendapatkan informasi mengenai program studi unggulan dari sebuah perguruan tinggi. Selain dengan mencari survey-survey yg telah dilakukan informasi juga bisa didapat dengan obrolan ringan dengan para alumni perguruan tinggi. Dengan pengetahuan yang luas akan berbagai program studi, serta minat dan bakat yang ada pada calon mahasiswa, niscaya pilihan itu tak jauh melenceng. Memang pindah jurusan atau program studi bisa sajadilakukan, jika seorang mahasiswa merasa salah dalam memlih jurusan. Namun perlu digaris bawahi salain biaya, waktu yang dilali menjadi sia-sia.
            Perlu kiranya diingat oleh calon mahasiswa, bahwa emmilihprogram studi apaun sebarnya tidak masalah. Tidak pernah ada bukti bahwa program studi yang satu lebih baik dari pada program studi yang lain. Tidak pernah ada jaminan bahwa program studi tertentu akan membawa membawa kesuksesan dalam karir atau hidup seseorang. Semuanya bergantung pada yang memilihnya. Yang lebih penting pada dasarnya, minat dan bakat masing-masing orang. Untuk itu kenali minat dan bakat atau kecendrungan kta sendiri. Sebab dengan mengenalinya kita lebih mencintai suatu program studi dan dpaat melewatinya dengan enjoy tanpa beban yang berarti, sehingga prestasi sesorang bisa terdorong hingga tinggi.
            Selain pengetahuan tentang berbagai program studi dan minat, calon mahasiswa juga perlu mencermati reputasi perguruan tinggi penyelenggara program studi yang diincar. Biasanya reputasi ini dinilai dari dengan akreditas. Bila akreditas sebuah program studi A, berarti jurusan itu memiliki kelayakan yang sangat baik dalam hal kwantitas dan kwalitas tenaga pengajarnya, kelengkapan sarana kuliah,dan sebagainya
            Bagaimana dengan calon mahasiswa yang kemampuan atau potebsi akademiknya pas-pas-pasan, ditambah lagi merasa tidak memiliki bakat yang menonjol pada bidang tertentu? Bagi mereka ini perlu ada taktik dan strategi tertentu, misalnya dengan memilih jurusan atu program studi yang tingkat persaingannya kecil. Tentu saja yang sesuai dengan jurusan yang sedang dijalani. Selain itu perlu memilih perguraun tinggi yang tidak terlalu populer agar dalam proses seleksi masuk tidak mendapat kesluitan. Setelah masuk pada jurusan tersebut, ,ulialah berusaha mencintainya. Karena hanya dengan mencitai bidang yang kita pilih kesuksesan kan mudah diraih.
            Faktor apa lagi yang perlu dicermati dalam memilih program studi di perguruan tinggi selain minat,kemampuan,dan status akreditas? Tak lain adalah biaya pendidikan seperti SPP,uang pangkal.buku,biaya praktikum dll. Faktor biaya ini menjadi sangat relevan manakala kita bersala dari keluarga menengah kebawah. Tak jarang seoran mahasiswa harus berhenti karena faktor kesulitan biaya. Oleh karena itu, perlu mencari tau perkiraan biaya kuliah yang dibutuhkan selamamasa perkuliahan pada suatu program studi tertentu dan perguruan tinggi tertentu.
            Nah, saatnya para calon mahasiswa mempertimbangkan pilihan kemana dan program studi apa yang akan diambil. Wokeh ^_^

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes