Pada kesempatan kali ini saya ingin sharing tentang tempat
yang menjadi favorit kedua saya di Sman
3 mataram setelah masjid Nurul huda. Tempat yang sangat nyaman ketika
kesendirian itu berteman sepi , Tempat yang sangat menyenangkan ketika
kebersamaan itu memecahkan kesunyian*apaan coba,hoho. Banyak hal banyak cerita yang saya lewatkan
dibawah tiang bendera ini, entah itu di pagi hari, siang, sore bahkan di waktu malam.
Ya,
dibawah tiang bendera 13 tarikan. 13 tarikan adalah lebih kurang jumlah tarikan
pada saat pengibaran maupun penurunan yang biasa kami lakukan, angka juga
menggambarkan jumlah kami senior angkatan 2007 yang kebetulan juga jumlahnya
13. Sebuah kebetulan yang menyenangkan,he. Tapi bukan jumlah yang ingin saya
ceritakan melainkan tentang ceritanya itu sendiri, saat2 di bawah tiang bendera
ini, baik sendiri maupun saat bersama.
Tau kah
kalian, tiang bendera ini amat di kramat kan oleh para senior paskibra angkatan
2007 keatas. (loh, trus senior angkatan di bawahnya kok gak? Tanyakan saja pada
tiang saat tak bersama benderanya,he) baik dari sejarahnya maupun kejadian kejadian yang kami dan mereka alami. Dulu, tiang bendera ini selalu di
rantai, liat gak 4 pilar di setiap sudutnya? Nah itulah yang menjadi pengait rantai2nya. Hanya saat pengibaran dan penurunan saja
rantai depannya di buka, biar orang2 yang gak berkepentingan gak melintas
seenaknya di diatas lantai tiang bendera. Tapi sekarang, rantainya dah ilang,
pilarnya udah entah dimana? Jadi kesan keistimewaan si tiang bendera mulai
pudar.
Salah
satu yang membuat saya jatuh cinta dengan tiang bendera ini adalah ketika (lok
gak salah) pada tgl 11 september 2006. setelah upacara hari senin, terjadi demo
yang menolak dipindahkannya kepala sekolah saat itu. Salah satu aksi demo itu adalah
ingin menurunkan bendera setengah tiang. Enak aja, bendera dah di naikin malah
minta di turunin, cari perkara aja ma anak paskib. Di saat seperti itu, pertama kalinya saya
ngerasain gmana persaudaraan senior2 saya saat menjaga tiang bendera. Mereka melingkari tiang bendera, menjadi
lapis rantai kedua agar orang2 itu gak bias mendekat, tapi saking banyaknya
tetep aja bisa tertembus. Wah itu dah
tonjok-tonjok saat rebutin tali bendera. Untungnya ada almarhumah bunda Magda
yang ikut melerai keinginan mereka yang pengan nurunin tu bendera. Dan untungnya juga mereka pada manut sama bunda,
lok gak wah bisa berabe urusannya, bisa-bisa bendera bukan turun setengah tiang
malah jatuh tertimpa tiang. Kebetulan juga bunda saat itu menjadi Pembina paskibra.
Semanjak peristiwa
Itu, dibawah tiang bendera ini bisa dibilang merupakan salah satu tempat favorit saya,
di samping saya sebagai senior yang mengibarkan dan menurunkan bendera di tiang
ini. Tapi seperti yang saya tuliskan di awal. Keistimewaan dari si tiang udah
mulai pudar, mulai dari rantai yang hilang, pilar yang di lepas dan sikap
senior paskibra pada khususnya yang mulai luntur gak jelas atas rasa hormatnya
di tempat pengibaran dan penurunan sang bendera merah putih. Semoga mereka,
orang orang yang ada di smanti khususnya senior2 paskibra jaman sekarang bisa
melihat, memperhatikan, dan menjaga keistimewaan bendera beserta tiangnya. Tanpa
tiang bendera tak akan berkibar saudara saudara…
Mungkin kalian punya kisah tersendiri, punya cerita
tersendiri yang lebih menarik tentang tiang bendera ini, itupun kalo ada rasa
cinta terhadap si tiang, hoho.
semoga hanya saya dan orang2 aneh lainnya yang hanya memiliki kecintaan terhadap benda mati ini yang sekarang hanya dipandang sebelah mata tanpa berarti apa-apa. Tapi jika ada yang lain, Tolong dijaga bila perlu di rantai kembali agar ia (tiang bendera) menjadi tempat kebanggaan untuk kami saat kami mengibarkan sang merah putih.
semoga hanya saya dan orang2 aneh lainnya yang hanya memiliki kecintaan terhadap benda mati ini yang sekarang hanya dipandang sebelah mata tanpa berarti apa-apa. Tapi jika ada yang lain, Tolong dijaga bila perlu di rantai kembali agar ia (tiang bendera) menjadi tempat kebanggaan untuk kami saat kami mengibarkan sang merah putih.
***Jreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeang…….***
Saat sendiri di bawah tiang bendera ini, mengingat kenangan2
bersama mereka senior angkatan 2007 dan para kakak senior kami,
saat sendiri dibawah tiang bendera ini, banyak harapan yang
saya ingin titipkan kepada penerus paskibra jaman sekarang yang sifatnya untuk menjaga tiang
bendera ini, menjaga nama baik organisasi, menjaga nama baik paskibra smanti.
Saat sendiri di bawah tiang bendera ini, penuh cerita penuh
cinta,
Saat sendiri dibawah tiang bendera ini, terlihat jelas
indahnya malam bertabur bintang yang menemani sang rembulan,
Saat sendiri dibawah tiang bendera ini, saya rindu saat
sendiri di bawah tiang bendera ini.
Kemudian, saat bersama dibawah tiang bendera ini, kami
selalu berbagi bersama junior paskibra maupun capas baik itu makanan maupun pengalaman,hehe
Saat bersama dibawah tiang bendera ini, Kita adalah saudara,
Dari rahim ibu pertiwi, Ditempa oleh gelombang, Dibesarkan jaman, Di bawah tiang
bendera,
Saat bersama dibawah tiang bendera ini, Dulu kita bisa
bersama, Dari cerita yang ada, Kita bisa saling percaya, Yakin dalam melangkah,
Saat dibawah tiang bendera 13 tarikan ………………………………..
1 jejak komentar:
meski sy tidak mencintai tiang bendera itu... tapi saya mencintai si tuan pemilik bendera itu #cie.
ya..anak paskib skrg agak-agak bagaimanaaa gtu.. (menurut sy sih, bukan maksud menyinggung...meski pada akhirnya menyinggung hh-_-)
Posting Komentar
tinggalkan jejaknya ya ^_^