Kalau ada momen waktu yang tidak disukai di
dalamnya, maka kita akan menyebutnya itu perpisahan. Seandainya bisa memilih,
semua pertemuan yang sudah terlalui, akan tetap terlalui tanpa adanya
perpisahan. Bagaimana tidak berat, semua waktu yang sudah dilalui, seakan sudah
mengisi melengkapi diri, pada saatnya akan berpisah.
Waktu-waktu yang terangkai menjadi sebentuk memori,
bukan hanya sudah mengisi dalam kepala, tapi juga hati. Apalah jadinya diri ini
tanpa ada pertemuan yang sudah dilalui, apalah artinya diri ini tanpa engkau
yang sudah menemani, memaklumi atas kekurangan hingga mengantarkanku pada
tempat ini. Semuanya terasa indah, walau selisih dan kerikil mengusik, tapi
tetap indah karena kita tetap bersama, hingga pada saatnya harus terlepas.
Berat, tidak mudah untuk dilalui. Apalagi memori itu seakan mengkristal,
tertanam dengan dalam, menjadi akar yang menumbuhkan diri dan jiwa.
Pertemuan yang dilalui, seakan bagian dari puzzle
yang membentuk diri. Setiap pertemuan menjadi puzzle pelengkap diri. Maka,
kadang kehilangan pertemuan itu, menjadi kehilangan puzzle yang sudah terbentuk
di diri. Mengapa puzzle? Karena kita adalah makhluk yang tak sempurna, tak
selamanya sempurna. Keadaan orang-orang di sekitar kitalah yang membentuk,
merangkai gambaran diri kita.
Kehilangan orang-orang yang memiliki arti sudah
terlalui seakan meninggalkan ruang kosong, yang tak terganti. Karena bagi kita,
setiap orang yang berarti itu ditemui tak terganti. Mereka unik, mereka
melengkapi diri. Mereka yang telah membentuk diri. Setiap bertemu yang baru
sementara kehilangan yang lain, itu hanya menjadi puzzle yang berbeda, bisa
lebih kecil atau lebih besar, mungkin mirip, tapi tak kan mengganti yang sudah
terlalui.
Karena, hakikat perpisahan adalah agar kita menghargai atas waktu yang
berisi atas orang-orang sekitar kita yang menemani, bahwa mereka hadir hanya
sementara, dan kita pun hadir hanya sementara. Keberartian seseorang adalah
ketika kehadirannya memberi manfaat untuk sesama untuk melengkapi kekurangan di
sekitarnya. Karena adakalanya, kita bertemu dengan seseorang berpuluh-puluh
tahun, tapi hanya sedikit memberi bekas kepada diri, dan adakalanya pula kita
bertemu seseorang yang hanya waktu sebentar bahkan tak terkata, tapi memberi
kesan mendalam yang sangat besar tak terganti
0 jejak komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejaknya ya ^_^