27 Maret 2011

masjid smanti, bagaimana kabarmu?


Assalamu’alaikum wr.wb.
                Pada kesempatan ini, ana pengen menceritakan tentang tempat terfavorit di sman 3 mataram (smanti), tempat yang paling ana demen, tempat dimana sgala imajinasi dan ide kreasi mudah di cari, tempat yang menetramkan hati, tempat yang luar biasa, tempat dimana kami biasa saling berbagi, saling menasehati, dan saling-saling yang lainnya yang g’sempat di sebutkan. Tidak lain dan tidak bukan tempat itu adalah masjidku masjid Nurul Huda, masjid smanti. Masjid yang terbesar diantara masjid di sekolah2 atau bahkan masjid terbesar diantara instansi-instansi pemerintah yang lain yang ada diNTB. Pada kesempatan ini, ana g’ menceritakan sejarah berdirinya, karena ana sendiri kurang tau tentang hal tersebut.
                Masijidku, apa kabarmu kini?,... ana sengaja mengangkat judul ini karena ada sedikit permasalahan yang pengen ana bagi. Tapi sebelumnya ana pengen cerita dikit tentang apa sih gunanya masjid itu, apakah hanya untuk sholat saja? bagaimana sih sebenernya cara memperlakukan masjid dengan bener? Lalu apa yang salah dengan keadaan masjidku sekarang? Sudahkah di manfaatkan dengan bener? Atau sebaliknya? Jangan biarkan masjid, tempat dimana nama Allah SWT banyak disebut menjadi sepi, sesepi kuburan yang hanya diisi dengan urusan dunia saja.
                Secara umum, masjid merupakan tempat yang sangat staregis untuk membina para siswa smanti. Masjid ibarat ladang yang sangat luas untuk digarap dengan bernagai aktivitas dan kegiatan. Masjid juga seperti sarang lebah yang tidak boleh kosong dari orang2 yang rukuk, sujud, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan mengajarkan berbagai macam ilmu. Membangun dan mendirikan masjid smanti itu tidak mudah, tapi memakmurkannya, menghidupkannya, dan merawatnya itu lebih tidak mudah lagi.
Ane sadar, ana dah g’ punya hak apa2 terhadap ini semua, terlebih dengan komplein ato protes semacam ini, tapi yang membuat ana seperti ini karena kalian tidak mempelakukan masjid tsb dengan semestinya, kalian hanya numpang ngobrol yang g’ jelas, numpang becanda yang keterlaluan, numpang internetan, tertawa dan teriak2 yang melapai batas, kejar2an seperti di atas lapangan, dan lain sebagainya dimana semua aktifitas yang kalian lakukan itu jauh, sangat jauh dari konteks penggunaan masjid yang sebenarnya. Ana kemarin dah berkunjung kesana dan melihat tulisan tentang adab masjid, tapi ternyata itu hanya hiasan dinding semata yang jarang utk diamalkan, bahkan oleh pengurusnya sendiri (maaf sebelumnya).
Masjid smanti dulunya sangat dimanfaatkan oleh temen2 yang memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi, bahkan mereka menghabiskan waktunya di smanti hanya dimasjid tersebut. Bahkan mereka rela ampe malah hari demi untuk memakmurkan masjid, untuk belajar dan lain sebagainya. Setiap pagi hari selalu diisi dengan taklim yang seru, dimana semuanya saling berbagi ilmu yang di miliki, baik itu ilmu agama maupun ilmu yang lain pada umumnya. Biasanya setelah dzuhur ada saja diantara kami yang saling berbagi ilmu, walau itu hanya satu ayat saja. Luar biasa indahnya islam ku rasa saat itu. Semua kegiatan kami tumpangkah di masjid tercinta, seperti mengerjakan tugas dari bapak ato pun ibu guru, memahami pelajaran yang tidak kami mengertisaat pelajaran tadi dan lain sebagainya.  Hampir semunyanya kami lakukan bersama di masjid tersebut. Bahkan ada beberapa orang yang menghabiskan waktunya hingga malam dan ada pula yang rela untuk menginap, luar biasa dan salut buat kalian semua. ini bukanlah untuk perbandingan, tapi hanyalah sebuah contoh agarstidaknya  bisa di tiru.
Terbukti dengan memakmurkan masjid, urusan duniapun menjadi lancar, tak sedikit diantara temen2 itu yang mengukir prestasi bahkan sampai tingkat nasional. Moto kami, pengen dapet dunia perbaiki dulu amalan akheratnya, semunya sejalan semuanya seirama. Jika menceritakan kisah kami dengan masjid tercinta itu mungkin terlalu banyak. Pada intinya, masjid tersebut merupakan rumah kedua bagi kami semua, sehari g’ ksana rasanya rindu. Terlebih waktu ramadhan, masjid tak pernah kosong pagi, siang, sore maupun malam hari. Yang paling kami rindukan adalah 30 hari bersama saat ramadhan, luar biasa pengalaman dengan teman2, indah banget mengenangnya. Lalu bagaimana dengan masjid nurul huda saat ini ???????????
Alhamdulillah, kemaren ana dah dipertemukan kembali dengan tempat yang paling ana demen tersebut, ada sedikit kejutan yang sangat mengesankan ketika melihat bangunannya, subhanallah, bangunannya semakin megah, semakin luas, semakin istimewa, tapi yang ana rasa kok semakin sepi, semakin sulit utk dirawat dan dimakmurkan ya? Ini bukan prasaan saja, tapi ini faktanya. Sedikit kecewa, sedikit marah, karena faktanya berbanding terbalik dengan yang ana pikir sebelumnya. Andai saja masjid itu bisa berbicara, mungkin dia akan protes “lebih baik aku g’ diperbesar lagi dari pada yang mengisinya makin sedikit” yepz, ternyata berbanding terbalik, bangunan makin besar tapi isinya makin dikit, ironis sekali. Baiklah, mungkin kelihatan rame ya, tapi rame di luarnya saja, di tangganya saja, sedangkan meraka enggan utk naik keatasnya. Begitulah kenyataannya kawan. Apa mau dikata memang begitu adanya, miris banget melihat kenyataan seperti itu.
Sebenarnya ada pertanyaan besar tentang semua ini, apa mereka tidak bangga dengan bangunan masjid yang hanya di smanti saja dan merupakan masjid terbesar diantara masjid2 yang pernah ada di berbagai instansi  pendidikan di NTB? Ada yang salahkah dengan bangunan itu sehingga mereka enggan untuk memakmurkannya, engan untuk meramaikannya dengan berbagai kegiatan, bukan hanya sekedar bercanda atau menikmati fasilitas internet gratis dari skolah? Ato meraka hanya sibuk mengejar prestasi? ato ada alasan lain? Sudahlah, mungkin itu cuman pemikiranku, pemikiran orang yang hatinya dah terpaut disana, pemikiran seseorang yang sudah jatuh cinta, atau pemikiran yang jiwanya sudah melekat disana. Sampai sekarang jujur aja, ana g’ menganggap diri ana ne sebagai seorang alumni yang melepas semuanya begitu saja, tapi ana dan temen2 masih ada disana. Kami ada walau kami tak nyata, karena disana ada jiwa dan cinta kami terhadap masjid tersebut.
Masjidku, semoga mereka mendengarkanmu, smoga mereka memakmurkan, meramaikan dan memanjakanmu, tidak menjadikanmu sesepi kuburan.....
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At Taubah:18)
^_^


               

2 jejak komentar:

aniim mengatakan...

ana rindu sekali.................
di sana dulu an dapat hidayah itu...
smanti... i love u...

khairiyatul mengatakan...

akhi dah yaq buat blogger hee.. mohon bimbingan dan masukkan hiiii

Posting Komentar

tinggalkan jejaknya ya ^_^

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes